MAKALAH TELAAH KRITIS
“Kasus
Attention Deficit Hyperactivity Disorder”
Disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Gangguan Pemusatan Perhatian & Hiperaktifitas
Dosen
Pengampu : Sugini,
S.Pd., M.Pd
Disusun oleh:
Ratih
Adityaningrum
K5111049
B
Pendidikan Luar Biasa
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2014
DAFTAR ISI
Halaman
Judul..................................................................................................................
Daftar
Isi...........................................................................................................................
Bab
I : Garis Besar Artikel................................................................................................
Bab
II : Telaah Kritis : ......................................................................................................
a.
Menurut Pendapat Ahli..........................................................................................
b.
Menurut Pendapat Pribadi.....................................................................................
c.
Menurut Fakta di
Lapangan...................................................................................
Bab
III : Penutup...............................................................................................................
a.
Kesimpulan...........................................................................................................
b.
Saran...................................................................................................................
Daftar
Pustaka
...................................................................................................................
Lampiran...........................................................................................................................
|
i
ii
1
2
2
6
7
9
9
9
10
11
|
BAB I
GARIS BESAR
ARTIKEL
“Menderita
Hiperaktif, Bocah Dipasung”
Adi
Saputro adalah anak yang berumur 7 tahun dengan dugaan hiperaktif. Adi Saputro
yang sering disapa adi belum dapat dipastikan
mengalami hiperaktif. Hiperaktif berhubungan dengan kelemahan pada
kemampuan memperhatikan, tidak dapat mengendalikan diri, dan tidak mampu
berperilaku sesuai dengan aturan atau perintah yang ada ( selalu minta
dipenuhi, kontrol diri kurang, dan tidak dapat memecahkan masalah) terjadi pada
masa kanak-kanak, secara tidak langsung akibat dari kecacatan mental,
keterlambatan berbahasa, gangguan emosi, dan kerusakan pada sensori atau gerak.
Adi
Saputro merupakan bocah 7 tahun warga desa Nguling Pasuruan yang dipasung sejak
umur 3 tahun. Keluarga Adi sudah tidak tahan dengan perilaku adi sehingga
keluarga memasung adi. Sudah banyak cara dilakukan keluarga untuk menyembuhkan
adi, mulai dari menitipkan ke rumah sakit jiwa untuk mendapatkan rehabilitasi
hingga ke orang pintar, namun semuanya tidak berhasil.
Adi
memiliki tingkah laku lain daripada anak seusianya. Saat berusia 3 tahun adi
sering mengambil barang lalu membuangnya, keluarga kewalahan dengan ulah adi
yang selalu merusak barang, tidak hanya barang yang ada dirumah, bahkan adi
juga merusak barang milik tetangganya. Untuk menghentikan aktivitas berlebihan
dari adi, keluarga terpaksa mengikat kaki adi dengan tali karena adi dinilai
terlalu aktif (hiperaktif).
Sekarang,
Adi berusia 7 tahun, Adi dibawa ke Rumah Sakit Bangil Pasuruan untuk menjalani
pemerikasaan dan perawatan. Adi ditemani bibinya, saat dirumah sakit adi harus
selalu diawasi dan diikat kakinya agar tidak mengganggu pasien lain, tidak jauh
beda dengan di rumah, adi harus di awasi dan diikat kakinya. Dari pihak Rumah
Sakit Bangil Pasuruan menduga bawa adi mengalami hiperaktif dan epilepsi.
BAB II
TELAAH KRITIS
a.
Menurut pendapat Ahli
Menurut
Supratekyo (1995) Anak Hiperaktif merupakan Anak yang sulit berkonsetrasi,
perhatiannya sangat mudah beralih, motorik berlebihan, dan sulit mematuhi
perintah.
Menurut
Carrol (1994) “there are gemine of
attention deficit and hyperactivity where the child experiences great
difficulty in controlling his or her motor responses and exhibits high levels
in inappropriate activity troughout the day” (dalam Peter Westwood,1997). Dari
batasan tersebut dapat digambarkan bahwa anak dengan attention deficit dan
hiperaktif adalah anak yang mempunyai kesukaran untuk mengontrol perilakunya
atau motoriknya dalam memberikan respon dan menunjukkan aktivitas berlebihan
dan aktivitas tersebut banyak yang tidak tepat, tidak pantas dan itu dilakukan
sepanjang hari.
Menurut beberapa
ahli Hiperaktif digolongkan menjadi 3 tipe yaitu :
1.
Tipe susah
berkonsentrasi (Inattention)
Anak tipe ini sering sangat
mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak hiperaktif atau impulsif. Mereka
tidak menunjukkan gejala hiperaktif. Tipe ini kebanyakan terdapat pada anak
perempuan. Mereka seringkali melamun dan
digambarkan seperti sedang berada di awang-awang.
2.
Tipe Hiperaktif
& Impulsif
Anak tipe ini sangat
mudah terganggu perhatiannya, hiperaktif, dan impulsif. Kebanyakan anak
hiperaktif termasuk tipe seperti ini.
3.
Tipe Gabungan
Anak tipe ini ditandai dengan anak
sering melamun, tidak fokus pada hal-hal yang ada disekitarnya, anak tidak bisa
diam, anak tidak memikirkan konsekuensi dari tindakan yang dilakukannya. Tipe
ini merupakan gabungan dari tipe innatention dan hiperaktif-impulsif.
Menurut
Dokter Zakiudin Munasir, Sp A (K), staf pengajar Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, secara umum penyebab anak hiperaktif ada dua yaitu :
1.
Dilihat dari
sisi medis, penyebab anak hiperaktif karena kelainan organik di susunan
sarafnya. Kelainan organik bisa disebabkan banyak hal, Bisa karena trauma pada
sesuatu, karena benturan di salah satu anggota tubuhnya,
atau tumor di otak. Jadi,
karena adanya kerusakan kecil pada sistem saraf pusat dan otak menyebabkan
rentang konsentrasi menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan.
2.
Dilihat dari
sisi psikologi, penyebab anak hiperaktif karena kelainan tingkah laku. Secara psikologi
bisa disebabkan lingkungan, baik keluarga atau teman bermain. Orangtua yang
kurang perhatian dan membiarkan anaknya melakukan apa saja, bisa membuat anak
hiperaktif.
Menurut
Sydney Walker III, hiperaktif bisa muncul kerena efek adanya infeksi bakteri,
cacingan, keracunan logam dan zat berbahaya (Pb, CO, Hg), gangguan metabolisme,
gangguan endoktrin, diabetes, dan gangguan pada otak. Dengan mengatasi penyakit
atau gangguan yang melatarbelakanginya, maka hiperaktivitas pun dapat
tertanggulangi. Penyakit keturunan seperti turner syndrome, sickle-cell anemia,
fragilex, dan marfan syndrome juga dapat menimbulkan hiperaktif. Karenanya,
hiperaktif bisa juga ditemukan dalam garis keturunan. Bukan hiperaktifnya yang
diturunkan, tapi penyakit yang bisa menyebabkan hiperaktif.
Menurut
Erick Taylor (1997) dalam buku Anak Hiperaktif, ada lima penyebab dari anak
hiperaktif, yaitu:
1.
Kondisi Saat
Hamil dan Persalinan merupakan suatu kondisi yang perlu diperhatikan demi
perkembangan anak. Kondisi janin yang
menyebabkan anak menjadi hiperaktif misalnya keracunan pada akhir kehamilan
(ditandai dengan tingginya tekanan darah, pembengkakan kaki dan ekskresi
protein melalui urin), cedera pada otak akibat komplikasi persalinan.
2.
Cedera yang
menyebabkan anak menjadi hiperaktif adalah cedera pada otak sesudah lahir. Hal
ini disebabkan oleh benturan kuat pada
kepala anak.
3.
Tingkat
Keracunan Timbal yang parah dapat mengakibatkan kerusakan otak. Hal ini
ditandai dengan kesulitan konsentrasi, belajar dan perilaku hiperaktif.
4.
Lemah
Pendengaran disebabkan oleh infeksi telinga sehingga anak tidak dapat
mereproduksi bunyi yang didengarnya. Akibatnya, tingkah laku menjadi tidak
terkendali dan perkembangan bahasanya yang lamban. Segeralah hubungi dokter THT
jika anak menunjukkan ciri berikut: perkembangan bahasa yang lambat, lebih
banyak memperhatikan mimik lawan bicara, dan lebih banyak berreaksi terhadap
perubahan mimik dan isyarat.
5.
Faktor Psikis
lebih banyak dipengaruhi oleh hubungan anak dengan dunia luar. Meskipun jarang,
hubungan dengan anggota keluarga dapat pula menjadi penyebab hiperaktivitas.
Menurut
Ibnu Syamsi (1997) dalam buku Dinamika Pendidikan menjelaskan bahwa ada empat
karakteristik dari anak hiperaktif yaitu
1.
Overaktivity
Anak overaktivity
adalah anak yang suka bergerak
disekitarnya, sering dan lebih cepat, dan gerakan itu tanpa tujuan. Di sekolah pun mereka sering keluar
dari tempat duduk, sewaktu duduk pun kaki dan tangannya tidak pernah diam. Hal ini menjadikan anak hiperaktif
kelihatannya seperti anak yang nakal dan susah diatur.
2.
Distratibility
(kebingungan)
Distratibility adalah
tingkah laku yang kurang mendapatkan perhatian. Secara khusus, anak ini
mengalami hiperaktif dengan ciri-ciri yaitu: Mempunyai jangka waktu perhatian
yang pendek dan perhatiannya tidak
tertambat pada aktivitas yang diikuti oleh sebagian anak-anak, Fokus
perhatiannya berganti dengan cepat dan
sedikit proses belajar yang terjadi dapat dirasakan, Mempunyai kesulitan untuk memberikan perhatian
dan mengarahkan pada rangsangan-rangsangan saat pelajaran di sekolah.
3.
Impulsifity
(menurut kata hati)
Impulsifity adalah
tingkah laku yang kecenderunganya cepat atau tidak sistematis dan tidak menghiraukan akibat yang mungkin
terjadi dari tindakannya. Tingkah laku anak ini seperti: memanjat pohon dan tidak dapat turun,
menyinggung perasaan orang lain dengan ucapannya, dan berlari diiantara mobil
yang diparkir untuk mencari sesuatu.
4.
Exitability
(mudah tersinggung)
Exitability adalah
tingkah laku yang mudah terangsang untuk sifat positif dan negatif seperti:
lekas marah, toleransi yang rendah dan kecewa, perubahan suasana hati secara dramatis dan cepat. Tingkah lakunya
juga sulit diduga, sehingga sulit berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut
Dr. Mary Go Setiawani (2000) Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
menangani anak hiperaktif yaitu
1.
Penggunaan Obat
Dokter umumnya
menganjurkan penggunaan obat untuk menolong anak yang hiperaktif, dan hal itu
pun sudah dibuktikan bermanfaat dalam menenangkan mereka. Jika masalahnya cukup
serius dan penyebabnya bukan masalah emosi, maka penggunaan obat harus sesuai
dengan petunjuk dokter dan jangan sampai ada efek sampingannya. Penting sekali
untuk berkonsultasi dengan dokter ahli saraf.
2.
Pengaturan
Makanan
Dalam konsultasi
dengan dokter sebaiknya orangtua menanyakan apakah anaknya itu alergi terhadap
satu macam makanan. Selain itu, perlu ada pengendalian terhadap makanan sebab
ada banyak bukti terhadap kebenaran ini.
3.
Hindarkan
Pemanjaan
Anak jangan
dimanjakan jika tahu bahwa penyebab hiperaktifnya karena masalah biologis.
Orangtua harus bertahan dengan peraturan yang telah diberikan dan menuntut anak
agar menaatinya. Tunjukkan dengan mantap dan wibawa bahwa orangtua ingin
ditaati oleh anak-anaknya supaya pernyataan ini juga memberi rasa aman kepada
anak. Sikap bertahan ini bukan berarti kejam, keras, diktator atau berhati
baja, tetapi sebaliknya justru untuk membina dan mengajar anak tentang apa yang
harus mereka lakukan.
4.
Menciptakan
Lingkungan yang Tenang
Orang tua
berupaya menciptakan suasana yang tenang di tempat anak itu biasa bergerak,
misalnya: di kamar atau di ruang bermain. Bila lingkungan tempat tinggalnya
sangat bising, sebaiknya pindah rumah agar anak itu dapat bertumbuh dalam
situasi yang baik.
5.
Memilih Acara
Televisi dengan Hati-hati
Acara televisi
yang menampilkan adegan kekerasan, lagu yang ribut dan sinar yang bergerak
menyilaukan, dapat merangsang anak dan mengakibatkan mereka emosional. Cegahlah
anak untuk meniru adegan-adegan yang tidak baik. Oleh sebab itu, pilihlah acara
televisi yang beradegan lembut dan baik.
6.
Gunakan Tenaga
Ekstra dengan Tepat
Anak hiperaktif
biasanya kurang dapat mengendalikan diri. Namun, apabila sikap agresifnya dapat
disalurkan dalam aktivitas yang tepat, sesungguhnya akan mengurangi keonaran.
Misalnya dengan mengizinkan dia mengikuti aktivitas di luar rumah atau membuat
pekerjaan rumah bersama teman atau mengikutsertakan dalam proses belajar
mengajar di kelas, sehingga dengan demikian ia dapat menyalurkan tenaga
ekstranya dengan benar.
7.
Membimbing dalam
Kebenaran
Meski anak
hiperaktif sering tidak mampu menguasai diri dengan perilakunya, orangtua atau
guru tidak seharusnya bersikap acuh dan menyerah. Setiap perilaku yang tidak
dapat diterima harus dicegah, kemudian tentukan suatu standar yang sesuai
dengan kebenaran. Perlu ada kesabaran untuk mengajarkan hal ini, walaupun harus
dilakukan secara berulang-ulang. Apabila orangtua tidak putus asa, anak akan
mempunyai harapan untuk disembuhkan. Hal lain yang tidak boleh dilupakan adalah
mengajak anak untuk berdoa kepada Tuhan dan bersandar pada pertolongan-Nya.
b.
Menurut Pendapat Pribadi
Menurut saya,
hiperaktif merupakan suatu gejala kurang perhatian, sulit dikendalikan,
impulsif, menentang, destruktif, tidak sabaran, memiliki aktivitas berlebihan (
aktivitas tidak tepat, tidak pantas, dan dilakukan sepanjang hari ) dan gejala
tersebut muncul selama 6 bulan baru dapat disimpulkan sebagai hiperaktif.
Subyek dalam kasus ini
diduga menderita hiperaktif, gejala yang dialami subyek adalah suka merusak
barang yang ada disekitarnya dan tidak bisa diam. Sampai saat ini untuk
mengatasi gejala tersebut, keluarga mengikat kaki subyek agar subyek bisa diam.
Sebenarnya cara mengatasi gejala tersebut dengan mengikat kaki merupakan cara
yang salah, cara tersebut bisa memberikan efek lebih buruk pada anak, selain
itu anak menjadi lebih agresif karena anak cenderung dikurung dan tidak bisa
mengeluarkan tenaga ekstranya. Sudah banyak cara dilakukan untuk menangani
subyek, dari membawa subyek ke rumah sakit hingga ke orang pintar belum ada
hasilnya.
Di indonesia banyak
sekali terjadi kasus anak hiperaktif namun anak belum mendapatkan penanganan
yang baik, orangtua rata-rata memberikan obat saat anak sedang mengamuk atau
mengalami aktivitas berlebihan dan tidak bisa dihentikan, selain memberikan
obat orangtua yang tidak mampu membeli obat untuk menangani anak hiperaktif
orangtua cenderung akan mengurung anak dirumah, jika saat dikurung anak masih
belum bisa ditangani maka anak akan diikat. Cara yang dilakukan beberapa
orangtua anak hiperaktif diindonesia tersebut bisa dibilang salah, sebelum
menangani anak hiperaktif sebaiknya perlu diadakan sosialisasi untuk menambah
pengetahuan orangtua tentang hiperaktif, sehingga saat muncul gejala hiperaktif
orangtua dapat melakukan beberapa upaya menangani anak hiperaktif dengan baik
dan benar dan jangan lupa berkonsultasi dengan ahli.
Untuk mengatasi
hiperaktif orangtua bisa melakukan beberapa hal seperti menggunakan obat (
penggunaan obat harus diperhatikan, obat selalu memiliki efek samping, jangan
sampai saat sedikit gejala kehiperaktifan muncul karena tidak sabar orangtua
langsung memberikan obat ) , menyalurkan tenaga ekstra anak dengan kegiatan
yang disukai ( orangtua harus mencari tahu apa yang disukai anak, sehingga
tenaga anak akan berkurang tanpa anak harus melakukan aktivitas yang tidak
pantas dan dilakukan sepanjang hari), harus tegas pada anak (orangtua jangan
memanjakan anak, anak hiperaktif jika dimanjakan maka kehiperaktifan akan
bertambah, dan saat permintaan anak tidak dituruti anak biasanya mengamuk),
menciptakan suasana yang aman dan nyaman untuk anak (orangtua menyediakan ruang
khusus anak untuk bermain atau melakukan kegiatan yang disukai), menunjukkan
mana aktivitas yang benar dan salah yang dilakukan anak.
c.
Menurut Fakta di Lapangan
Jumlah anak penderita
hiperaktif di indonesia belum dapat diketahui, namun dilihat dari jumlah pasien
Poliklinik Tumbuh Kembang Anak RS Al Islam Bandung. Wadir Bidang Medik &
Keperawatan RS Al Islam Bandung dr. Rita Herawati, Sp.Pk., tahun 2006 RSAI
menerima pasien 31 orang. Akan tetapi, tahun berikutnya meningkat menjadi 40
orang, dapat disimpulkan bahwa jumlah penderita hiperaktif di kota bandung
terus meningkat.
Di beberapa negara
lain, jumlahnya lebih tinggi dibandingkan dengan di Indonesia. Literatur
mencatat, jumlah anak hiperaktif di beberapa negara 1:1 juta. Sedangkan di
Amerika Serikat jumlah anak hiperaktif 1:50. Jumlah ini cukup fantastis karena
bila dihitung dari 300 anak yang ada, 15 di antaranya menderita hiperaktif.
Kasus anak hiperaktif meningkat setiap
tahunnya diindonesia, namun penanganan kasus hiperatif masih rendah, orangtua
dan pemerintah belum turun tangan aktif dalam penanganan hiperaktif. Telah
banyak terjadi kasus pemasungan diindonesia bahkan ada balita yang dipasung
karena diduga hiperaktif. Seharusnya Orangtua diberikan pengetahuan lebih
lanjut tentang penanganan hiperaktif agar anak hiperaktif dapat tertangani
dengan baik. Untuk menangani anak hiperaktif memang harus sabar, prosesnya
bertahap.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
·
Anak dengan attention
deficit dan hiperaktif adalah anak yang mempunyai kesukaran untuk mengontrol
perilakunya atau motoriknya dalam memberikan respon dan menunjukkan aktivitas
berlebihan dan aktivitas tersebut banyak yang tidak tepat, tidak pantas dan itu
dilakukan sepanjang hari.
·
Tipe hiperaktif
yaitu Tipe susah berkonsentrasi (Inattention), Tipe Hiperaktif & Impulsif,
dan Tipe Gabungan.
·
Penyebab
terjadinya hiperaktif yaitu kondisi hamil & persalinan, cedera, keracunan
timbal, lemah pendengaran, dan faktor psikis.
·
Karakteristik
anak hiperaktif yaitu Overaktivity Distratibility (kebingungan), Impulsifity
(menurut kata hati), Exitability (mudah tersinggung)
·
Penanganan anak
hiperaktif yaitu Penggunaan Obat, Pengaturan Makanan, Hindarkan Pemanjaan,
Menciptakan Lingkungan yang Tenang, Memilih Acara Televisi dengan Hati-hati,
Gunakan Tenaga Ekstra dengan Tepat, Membimbing dalam Kebenaran.
B.
Saran
·
Sebaiknya
dilakukan upaya deteksi dini terhadap gangguan-gangguan perkembangan, khususnya
hiperaktif. Orangtua hendaknya tahu gejala-gejala hiperaktif pada balita /
anaknya karena hiperaktif dialami oleh anak-anak dan apabila gejala tersebut
muncul selama kurang lebih 6 bulan maka dapat disebut hiperaktif, setelah
diketahui atau diduga hiperaktif sebaiknya dikonsultasikan pada ahli, agar
dapat diketahui cara penanganan yang tepat untuk anak, jangan sampai melakukan
tindakan yang salah untuk menghentikan anak hiperaktif.
DAFTAR PUSTAKA
·
Suharmini Tin. 2005. Penanganan Anak
Hiperaktif. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan
Tinggi. Jakarta
·
http://www.indosiar.com/patroli/menderita-hiperaktif-bocah-dipasung_68005.html
diakses pada tanggal 04 Juni 2014
·
http://artikelkesehatananak.com/penyebab-anak-hiperaktif-dan-penanganannya.html
html diakses pada tanggal 04 Juni 2014
·
http://keluargasehat.wordpress.com/2008/04/01/alternatif-anak-hiperaktif/
diakses pada tanggal 04 Juni 2014
·
Menerobos Dunia Anak, Dr. Mary Go
Setiawani, Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 2000
LAMPIRAN
Menderita
Hiperaktif, Bocah Dipasung
Indosiar.com
15-Feb-2008 16:54:56 WIB
indosiar.com, Pasuruan - Adi Saputro seorang bocah berumur 7
tahun di Pasuruan, Jawa Timur dipasung gara - gara hiperaktif. Adi memang
memiliki tingkah laku lain dari anak - anak seusianya, ia sering merusak barang
- barang di dalam rumah bahkan milik tetangganya. Untuk menghentikan aktivitas
Adi yang berlebihan tersebut keluarganya memilih mengikat kaki Adi dengan tali.
Kini Adi dirawat di rumah sakit.
Sungguh malang nasib Adi Saputro bocah umur 7 tahun warga
Desa Nguling Pasuruan. Adi tidak bisa bermain bersama teman seusianya karena
kaki kirinya diikat seutas tali. Keluarganya memasung Adi sejak 3 tahun lalu
karena dinilai terlalu aktif (hiperaktif).
Adi kecil seringkali mengambil barang lalu membuangnya. Adi
juga sering merepotkan keluarganya karena merusak barang milik tetangganya.
Berbagai usaha telah dilakukan oleh keluarganya mulai menitipkan ke rumah sakit
jiwa untuk mendapatkan rehabilitasi hingga ke orang pintar, namun semuanya
tidak berhasil.
Beberapa hari lalu Adi Saputro dirujuk ke Rumah Sakit Bangil
Pasuruan untuk menjalani pemeriksaan dan perawatan. Selama di rumah sakit Adi
Saputro ditemani bibinya yang selama ini merawatnya. Namun tidak beda jauh
selama ia berada di rumah. Setiap kegiatan bocah ini harus selalu diawasi dan
kakinya tetap diikat tali.
Hal ini dilakukan agar bocah malang ini tidak terlalu banyak
bergerak dan mengganggu pasien lain. Pihak rumah sakit masih melakukan
pemeriksaan, namun diduga bocah ini mengalami penyakit epilepsi dan hiperaktif.
Semua biaya perawatan Adi Saputro akan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah
daerah Pasuruan. (Tim Liputan/Dv).
http://www.indosiar.com/patroli/menderita-hiperaktif-bocah-dipasung_68005.html